Penampakan Lourdes
Penyegelan Gua (7 April 1858)
Bernadette begitu senang bisa bertemu dengan Bunda Maria lagi sampai-sampai ia tak sadar bahwa tangannya terkena api lilin yang ia pegang. Ajaibnya, tangannya sama sekali tidak terluka. Tak lama kemudian, pejabat daerah setempat menyegel tempat itu dan memasang barikade.
Awal Dari Mata Air Lourdes (25 Februari 1858)
Pada penampakan kesembilan, gadis itu berkata kepada Bernadette “minumlah dan basuhlah dirimu di mata air tersebut, dan makanlah rerumputan yang kau lihat tumbuh di sana.” Bernadette mengira bahwa air yang dimaksud adalah Sungai Gave namun gadis itu menunjuk pada sebuah genangan air yang kotor. Bernadette menggali-gali genangan tersebut sampai mendapat cukup air untuk diminum. Ia juga memakan rerumputan yang ada di sana seperti yang diperintahkan oleh gadis itu.
Esoknya, genangan itu mengalir menjadi mata air segar!
Gadis Kecil yang Mengalami Penampakan
Penampakan Santa Perawan Maria dari Lourdes dialami oleh seorang gadis bernama Bernadette Soubirous yang tinggal di Lourdes, sebuah desa di pegunungan Pyrenees, di wilayah selatan Prancis. Bernadette berasal dari keluarga yang sangat miskin dengan ayahnya yang bekerja sebagai penggiling gandum. Bernadette berjumpa dengan penampakan Bunda Maria sebanyak 18 kali dari tanggal 11 Februari hingga 16 Juli 1858. Pada waktu itu, Bernadette masih berusia 14 tahun.
Perjumpaan Pertama (11 Februari 1858)
Penampakan yang pertama terjadi pada Kamis 11 Februari 1858. Bernadette bersama saudara perempuannya, Toinette, dan juga teman mereka, Jeanne, diminta oleh ibu mereka untuk mencari kayu bakar. Pergilah mereka hingga sampai di Sungai Gave.
Ketika Bernadette ditinggal oleh saudara dan temannya, ia mendengar suara gemuruh angin yang membuatnya menoleh ke rumpun mawar liar di mulut gua Massabielle. Dari sana muncul sesosok gadis muda yang sangat cantik dan berselimutkan cahaya, memakai pakaian dan kerudung putih, ikat pinggang berwarna biru, serta sebuah rosario. Bernadette lalu berlutut dan berdoa rosario bersama gadis itu. Anehnya, gadis itu hanya dapat dilihat oleh Bernadette.
Sayangnya, ibunya mengira Bernadette hanya mengada-ada, sehingga ibunya melarang Bernadette untuk kembali ke gua itu.
Lourdes Sesudah Penampakan dan Kini
Gua itu pun menjadi terkenal dengan nama Gua Lourdes. Pada 18 Januari 1862, Uskup Tarbes, Mgr. Betrand Severt Laurence menyatakan bahwa mukjizat yang terjadi sungguh nyata. Sebuah basilika pun dibangun untuk memenuhi pesan Bunda Maria.
Sementara itu, Bernadette memilih untuk menjadi seorang suster dan bergabung dengan komunitas Suster Karitas di Nevers. Ia meninggal karena komplikasi penyakit paru-paru yang sudah dideritanya sejak lama pada tanggal 16 April 1879 di usia 35 tahun. Ia kemudian dinyatakan suci pada 8 Desember 1933 oleh Paus Pius XI.
Kini, Lourdes menjadi salah satu tempat ziarah yang sangat diminati. Beberapa pengunjung menginginkan perjumpaan dengan Bunda Maria dan beberapa menginginkan mukjizat kesembuhan. Dari 3 juta orang yang mengunjungi Lourdes, 500.000 di antaranya adalah orang sakit yang mengharapkan kesembuhan. Hingga saat ini, ada 70 kasus kesembuhan yang dinyatakan sebagai mukjizat.
Semua mukjizat yang terjadi ini menunjukkan betapa besarnya kasih Bunda Maria kepada kita, yang terus mendoakan kita di hadapan Allah.
LOURDES, Pena Katolik – Di Lourdes, Prancis, pada tahun 1844 seorang bayi perempuan bernama Bernadette Soubirous lahir. Keluarga Bernadette sangat miskin, dan Bernadette bertanggung jawab untuk menjaga dan merawat saudara-saudaranya.
Bernadette adalah seorang gadis baik hati dengan mata gelap dan wajah bulat. Satu-satunya pendidikan yang diterima Bernadette adalah ajaran Katolik yang dia pelajari dengan setia di malam hari.
Pada usia 13 tahun, satu tugas Bernadette adalah mengumpulkan kayu untuk api. Pada suatu hari yang dingin di bulan Februari 1858, Bernadette dan dua rekannya berangkat ke Sungai Gave untuk mengumpulkan potongan kayu. Kedua sahabat itu berlari ke depan dan meninggalkan Bernadette yang berjuang untuk mengejar. Saat Bernadette melepas sepatunya untuk melewati sungai, dia dikejutkan oleh angin aneh dan suara gemerisik.
Bernadette melihat ke arah gua dan gua di tepi sungai. Di dekat pembukaan gua, Bernadette melirik dan melihat gua itu tiba-tiba dipenuhi dengan cahaya keemasan. Mengangkat matanya, dia melihat seorang wanita yang sangat cantik, mengenakan jubah putih bersih dengan selempang biru, kerudung di atas kepalanya, rosario digenggam di tangannya dan mawar kuning di kakinya. Bernadette menggosok matanya. Apa wanita cantik! Tapi dari mana dia berasal? Dan apa yang dia lakukan di sini?
Wanita cantik itu tersenyum pada Bernadette dan memintanya untuk berdoa rosario. Bernadette mengucapkan doanya dan ketika dia selesai dia melihat ke atas, wanita itu telah menghilang. Bernadette mengejar 2 temannya dan menemukan bahwa mereka marah padanya. Sudah lakukan apa? Bermain di sungai, sementara kita di sini mengumpulkan kayu? Bernadette memberi tahu mereka tentang penglihatan yang baru saja dia saksikan. Gadis-gadis itu memberi tahu Bernadette bahwa dia konyol dan mungkin hanya melihat sesuatu.
Bernadette merasa tertarik ke gua dan kembali ke sana pada hari Minggu berikutnya. Lagi-lagi Bernadette melihat wanita cantik itu. Ketiga kalinya Bernadette pergi ke gua, wanita itu berbicara kepadanya. Wanita cantik itu meminta Bernadette untuk datang ke sini setiap hari selama lima belas hari. Dia berkata bahwa dia ingin Bernadette memberi tahu para imam untuk membangun kapel di sana. Dia menyuruhnya untuk minum air dari sungai. Wanita itu juga menyuruh Bernadette untuk berdoa bagi pertobatan orang berdosa. Bernadette mengikuti permintaan itu.
Pada tanggal 25 Maret, Lady akhirnya memberi tahu Bernadette bahwa dia adalah Maria, ibu Yesus, dan bahwa tujuannya menampakkan diri kepada Bernadette adalah untuk memperingatkannya agar berdoa dan berkorban bagi para pendosa. Mukjizat tubuh dan jiwa yang dilakukan di Lourdes adalah bukti bahwa pesan ini adalah peringatan yang benar dari ratu surga kepada anak-anaknya dan bahwa dia sangat tertarik pada kesejahteraan mereka.
Kunjungan sehari-hari Bernadette ke gua menyebabkan kegemparan di pedesaan. Kerumunan orang mulai berkumpul dan menonton Bernadette saat dia memeriksa gua dan dengan patuh melakukan hal-hal yang diminta wanita itu darinya. Mereka menyaksikan Bernadette mengikis tanah di samping gua sampai mata air mulai menetes. Apakah Anda percaya mata air ini masih menyediakan 27.000 galon air setiap hari!
Ini adalah air suci Lourdes yang menyembuhkan semua! Pada awalnya, para pendeta, penduduk kota, dan keluarga meragukan visi Bernadette dan tujuan kegiatannya. Tetapi Bernadette keras kepala dan bertekad untuk mengikuti rencana Mary untuknya. Akhirnya semua orang percaya Bernadette dan gua di Lourdes menjadi tempat pemujaan dan air suci Lourdes disakralkan untuk melakukan mukjizat.
Pada usia 22, Bernadette menjadi biarawati dan mengabdikan hidupnya untuk Maria, berdoa untuk pertobatan orang berdosa dan untuk melayani Tuhan. Bernadette meninggal pada 16 April 1879, pada usia 36 tahun.
Dia akan dikenang karena percaya pada kemuliaan Tuhan yang lebih besar karena dia setia pada misinya, dia rendah hati dalam kemuliaan dan dia gagah berani dalam penderitaannya. Saat ini, Lourdes tetap menjadi salah satu kuil Kristen yang paling sering dikunjungi di dunia. Lebih dari 3 juta pengunjung, peziarah dan turis datang setiap tahun ke Gua Massabielle, di mana Perawan Maria menampakkan diri kepada Bernadette 18 kali pada tahun 1858.
Penampakan Pertama – Kamis, 11 Februari 1858:
Setelah makan malam pada hari Kamis sebelum Rabu Abu, ibu Bernadette memberi tahu anak-anaknya bahwa tidak ada lagi kayu di rumah. Bernadette dan saudara perempuannya, Toinette, dan seorang teman tetangga, Jeanne Abadie, pergi ke sungai Gave untuk mengumpulkan kayu. Mereka harus menyeberangi kanal air dingin. Khawatir dia akan terkena serangan asma, Bernadette tetap berada di tepi sungai, dan dua gadis lainnya menyeberangi sungai dan mengambil kayu di bawah gua sampai mereka menghilang di sepanjang Gave.
Bernadette mendengar suara keras seperti suara badai, tapi tidak ada yang bergerak. Dia ketakutan dan berdiri tegak, kehilangan semua kekuatan berbicara dan berpikir. Dia menoleh ke arah Gua Massabieille dan melihat di celah batu itu ada semak mawar, satu-satunya, bergerak seolah-olah sangat berangin. Hampir pada saat yang sama, keluar dari bagian dalam gua awan berwarna emas, dan segera setelah itu, seorang Wanita, muda dan cantik –sangat cantik — orang-orang seperti yang belum pernah dilihatnya, datang dan menempatkan dirinya. di pintu masuk bukaan di atas semak mawar. Dia menatap Bernadette dan segera tersenyum dan memberi isyarat padanya untuk maju, dengan cara seorang ibu memberi isyarat kepada anaknya untuk mendekat. Bernadette mengeluarkan rosarionya dan berlutut di depan Sang Wanita, yang juga memiliki rosario di lengan kanannya. Ketika Bernadette mencoba untuk mulai berdoa rosario dengan membuat tanda salib, lengannya lumpuh. Hanya setelah Nyonya membuat tanda salib sendiri, Bernadette dapat melakukan hal yang sama. Saat Bernadette berdoa rosario, Wanita itu melewati manik-manik rosarionya di antara jari-jarinya, tetapi tetap diam. Dia memang membaca Gloria dengan dia, namun. Ketika pendarasan rosario selesai, Bunda kembali ke bagian dalam batu dan awan emas menghilang bersamanya.
Bernadette memberi tahu saudara perempuannya tentang hal-hal luar biasa yang terjadi padanya di gua, memintanya untuk merahasiakannya. Sepanjang hari, citra sang Lady tetap ada di benaknya. Di malam hari dalam doa keluarga Bernadette gelisah dan mulai menangis. Ketika ibunya bertanya ada apa, kakaknya menceritakan semuanya. Ibu Bernadette mengatakan kepadanya bahwa ini adalah ilusi, dan melarangnya untuk kembali ke Massabieille.
Bernadette tidak bisa tidur malam itu. Wajah Nona, yang begitu baik dan anggun, tak henti-hentinya kembali ke ingatannya. Tidak ada gunanya mengingat apa yang dikatakan ibunya karena dia tidak percaya bahwa dia telah ditipu. Keyakinannya akan hal ini tidak tergoyahkan. Dia melanjutkan untuk menggambarkan Wanita Cantik secara rinci:
“Dia memiliki penampilan seorang gadis muda berusia enam belas atau tujuh belas tahun. Dia mengenakan jubah putih, diikat di pinggang dengan pita biru yang mengalir di sekelilingnya. Sebuah kuk menutupnya dengan lipatan anggun di pangkal leher. Lengannya panjang dan ketat. Dia memakai kerudung yang juga putih di kepalanya. Kerudung ini hanya memperlihatkan sekilas rambutnya dan kemudian jatuh ke belakang di bawah pinggangnya. Kakinya telanjang tetapi ditutupi oleh lipatan terakhir jubahnya kecuali pada titik di mana mawar kuning bersinar pada masing-masing dari mereka. Dia memegang di lengan kanannya sebuah rosario dari manik-manik putih dengan rantai emas bersinar seperti dua mawar di kakinya. Pada hari Minggu, ibu Bernadette mengizinkannya untuk kembali ke gua.
Penampakan Kedua – Minggu, 14 Februari 1858:
Ketiga gadis kecil itu mulai keluar, dipersenjatai dengan sebotol air suci. Jika apa yang dikatakan orang tua mereka benar, mereka mungkin membutuhkan ini untuk menangkal pengaruh jahat. Alih-alih melemparkan air ke arah Lady, Bernadette menuangkan air dengan tenang ke tanah. Kemudian dia berbalik dan memberi tahu temannya bahwa, dilihat dari senyum Wanita Cantik, Dia senang dengan tindakan ini. Sebelum Jeanne Abadie, yang baru saja tiba, dapat menjelaskan bahwa dia telah melempar batu untuk bersenang-senang, yang lain telah berhamburan ke segala arah, berteriak minta tolong sambil berlari. Ketika Toinette mencapai cachot (rumah) dan mencurahkan ceritanya, ibunya mengambil sakelar dan menuju ke lokasi. Sekarang seluruh kota sedang berbicara. Untungnya bagi Bernadette kecil yang tidak bahagia, seorang wanita lokal yang cukup terkenal menafsirkan penampakan dengan cara yang berbeda dari kebanyakan penduduk kota. Dia mendapat izin Louise untuk membiarkan putrinya Bernadette menemaninya dan seorang teman ke gua.
Penampakan Ketiga – Kamis, 18 Februari 1858:
Ketiganya pertama-tama pergi ke Misa awal. Kemudian mereka berangkat ke gua. Madame Millet membawa lilin yang diberkati; Antoinette Peyret pena, kertas, dan tinta untuk merekam apa pun yang mungkin dikatakan. Wanita Cantik itu berkata kepada Bernadette: “Saya tidak perlu menuliskan apa yang harus saya katakan kepada Anda. Maukah Anda berbaik hati datang ke sini setiap hari selama lima belas hari?” Tidak ada alasan eksplisit yang diberikan untuk permintaan ini, tetapi janji yang pasti menyertainya: meskipun dia tidak berjanji bahwa Bernadette akan bahagia di dunia, Wanita Cantik itu berjanji bahwa kebahagiaan akan menunggu di surga.
Penampakan Keempat – Jumat, 19 Februari 1858:
Orang tua Bernadette dan bibinya menemaninya ke Grotto bersama beberapa tetangga. Tak lama setelah Bernadette mulai berdoa Rosario, semua orang yang hadir memperhatikan bahwa wajahnya diubah rupa dan diterangi.
Penampakan Kelima – Sabtu, 20 Februari 1858:
Pada kunjungannya yang kelima, Wanita Cantik itu mengajari Bernadette sebuah doa, yang dia panjatkan setiap hari selama sisa hidupnya. Dia tidak pernah mengungkapkan doa kepada siapa pun, tetapi dia mengatakan bahwa dia diberitahu untuk selalu membawa lilin yang diberkati bersamanya. Lilin sekarang menyala terus-menerus di Kuil.
Penampakan Keenam – Minggu, 21 Februari 1858:
Wanita Cantik itu memberi tahu Bernadette pada kesempatan ini untuk “berdoa bagi para pendosa”, yang tidak pernah gagal dia lakukan. Beberapa ratus orang hadir pada hari itu, termasuk Dr. Dozous, seorang dokter terkemuka di Lourdes. Dia mengatakan kepada orang banyak bahwa dia tidak dapat menemukan apa pun yang abnormal tentang kondisi fisik Bernadette, bahkan ketika kondisi mentalnya seperti trans: “Denyut nadinya teratur, pernapasannya mudah, dan tidak ada yang menunjukkan kegembiraan gugup.”
Sebuah pertemuan diadakan oleh warga kota, dan perbedaan pendapat yang tajam diungkapkan mengenai penampakan. Mereka menyatakan keprihatinan atas bahaya yang dapat menyertai pertemuan orang banyak seperti itu. Mereka membujuk Kaisar Kaisar, M. Dutour, untuk secara resmi melarang Bernadette kembali ke Gua. Bernadette menjawab bahwa dia tidak bisa memberikan kata-katanya untuk menahan diri dari pergi ke Gua karena dia telah berjanji pada Wanita Cantik dia akan melakukannya. Dutour memecatnya, dan membicarakan masalah ini dengan dua pejabat setempat: M. Jacomet, Kapolri; dan M. Estrade, yang akan menjadi teman Bernadette dan Dutour dan yang juga melakukan pelayanan yang tak ternilai dengan mendengarkan percakapan di masa depan dan dengan cermat merekamnya kata demi kata.
Estrade merekam percakapan antara Kepala Polisi dan Bernadette. Dalam pertemuan itu, M. Jacomet sengaja mencoba membingungkan Bernadette untuk mengubah penjelasannya tentang penampakan. Ketika upaya itu gagal, Kepala Polisi membebaskan Bernadette ke tahanan ayahnya dengan peringatan bahwa dia membawanya pulang dan menjamin bahwa tidak akan ada gangguan lebih lanjut. Tetapi panggilan batin yang mendesaknya lebih kuat daripada nasihat duniawi mana pun.
Pada hari Senin, 22 Februari 1858, Bernadette kembali ke Gua sepulang sekolah. Dua polisi melihatnya dan mengikutinya, begitu pula kerumunan orang biasa. Para polisi berdiri dengan penuh hormat saat dia berlutut di tempatnya yang biasa. Tetapi ketika dia bangun, mereka melompat ke depan dan bertanya apakah dia masih bersikeras bahwa dia telah melihat seorang Wanita Cantik. “Tidak, kali ini aku tidak melihat apa-apa,” jawabnya. Dia diizinkan pulang, tetapi dia diejek dan diancam. Orang-orang berkata dengan mengejek bahwa Nona Cantik takut pada polisi dan telah menemukan tempat yang lebih aman untuk dituju.
Penampakan Ketujuh – Selasa, 23 Februari 1858:
Sekitar dua ratus orang hadir pada penampakan ini. Ketika penampilan Bernadette sekali lagi berubah, para pria yang hadir melepas topi mereka dan berlutut. Bernadette tampak sangat serius dan mendengarkan, dan kemudian gembira, dan dia kadang-kadang membungkuk. Di akhir penglihatannya, yang berlangsung selama satu jam, Bernadette berlutut ke arah semak mawar dan mencium tanah. Ketika ditanya apa yang dikatakan Lady, Bernadette menjawab bahwa Lady telah mempercayakannya dengan tiga rahasia, yang tidak pernah dia ungkapkan.
Penampakan Kedelapan – Rabu, 24 Februari 1858:
Selama penampakan kedelapan, Bernadette berbalik dan menghadap kerumunan lebih dari empat ratus orang, dan tiga kali dia mengulangi, “penyesalan, penyesalan, penyesalan!”
Penampakan Kesembilan – Kamis, 25 Februari 1858:
Selama penampakan ini, Wanita Cantik memberi tahu Bernadette untuk, “minum dari air mancur dan mandi di dalamnya.” Bernadette bingung; tidak pernah ada air mancur di Massabieille, atau mata air alami apa pun. Dia mulai menggaruk kerikil lepas dari tanah yang mengelilinginya. Saat dia melakukannya, dia memperhatikan bahwa tanah di bawahnya lembab, dan sebuah kolam kecil terbentuk dan gelembung-gelembung naik darinya. Dia menangkupkan kedua tangannya dan minum, lalu membasuh wajahnya. Keesokan harinya, kolam itu meluap dan air menetes ke bawah batu. Keesokan harinya, tetesan itu telah menjadi aliran yang nyata. Tentu saja, segera dikatakan — dan telah dikatakan oleh para skeptis sejak itu — bahwa mata air selalu ada di sana. Faktanya tetap bahwa Bernadette memang menemukan pegas sebagai hasil dari perintah langsung.
Penampakan Kesepuluh – Sabtu, 27 Februari 1858:
Pada kesempatan ini, Nyonya Cantik memberi tahu Bernadette untuk “mencium tanah atas nama orang-orang berdosa.” Dia segera melakukannya, dan orang banyak mengikuti teladannya.
Penampakan Kesebelas – Minggu, 28 Februari 1858:
Ada sekitar dua ribu penonton di Grotto pagi itu. Wanita itu meminta Bernadette untuk memberi tahu para pendeta untuk membangun sebuah kapel di lokasi Gua.
Penampakan Kedua Belas – Senin, 1 Maret 1858:
Selama penampakan ini, Lady berkomentar kepada Bernadette bahwa dia tidak menggunakan Rosarionya sendiri, yang merupakan pernyataan yang akurat. Bernadette telah diminta oleh Pauline Sans untuk menggunakan Rosario Pauline di Gua hari itu.
Penampakan Ketigabelas – Selasa, 2 Maret 1858:
Bernadette tiba di Grotto pagi-pagi sekali, berdoa Rosario di hadapan Bunda Maria, yang tetap diam kecuali Gloria.
Penampakan Keempat Belas – Rabu, 3 Maret 1858:
Selama penampakan ini, Bunda mengulangi bahwa Dia menginginkan sebuah kapel yang dibangun oleh pendeta dan, sebagai tambahan, bahwa Dia ingin orang-orang datang ke kapel ini dalam bentuk prosesi. Bernadette sangat takut kepada pastor paroki, Abbe Peyramale. Sulit baginya untuk pergi menemuinya pertama kali untuk membangun kapel, tetapi butuh banyak keberanian baginya untuk menunjukkan dirinya untuk kedua kalinya tentang prosesi. Dia mengabaikannya dengan singkat, memerintahkannya untuk memberi tahu Nyonya Cantik bahwa Penyembuh Lourdes tidak terbiasa berurusan dengan orang asing yang misterius; bahwa jika Dia menginginkan sebuah kapel — jika Dia memiliki hak untuk memilikinya — Dia harus mengungkapkan identitas-Nya.
Penampakan Kelimabelas – Kamis, 4 Maret 1858:
Sekarang, hampir semua orang di Prancis tahu bahwa tanggal 4 Maret adalah hari terakhir dari lima belas hari Bernadette telah berjanji kepada Lady bahwa dia akan hadir di Grotto. Dua puluh ribu orang hadir hari itu, termasuk seluruh garnisun militer dengan seragam lengkap. Saat Bernadette mendekati tempat penampakan, sebuah jalan dibuka untuknya, dan para prajurit yang menemaninya melakukannya dengan hormat. Setelah penampakan, Bernadette mengatakan kepada orang banyak bahwa dia akan terus datang ke Gua karena Wanita Cantik itu tidak mengucapkan sepatah kata pun dalam bentuk perpisahan. Kerumunan kecewa dan kecewa. Mereka telah melihat Bernadette berubah rupa dengan pancaran cahaya yang aneh, tetapi mereka juga berharap untuk berbagi penglihatannya, untuk mendengar suara yang sama seperti yang dia lakukan, dan mereka berharap bahwa, paling tidak, semak mawar akan tiba-tiba mekar secara ajaib.
Penampakan Keenam Belas – Kamis, 25 Maret 1858:
Selama penampakan keenam belas, yang terjadi pada Hari Raya Kabar Sukacita, Wanita Cantik itu mengungkapkan identitasnya kepada Bernadette: “Que soy era Immaculado Conception”, Akulah Immaculate Conception. Bernadette tidak yakin apa arti nama ini, tetapi orang-orang yang tidak membutuhkan penjelasan berbondong-bondong ke Lourdes dalam jumlah yang lebih besar daripada sebelumnya. Baron Massy, seorang pejabat setempat, memerintahkan Bernadette untuk diperiksa oleh tiga dokter lagi. Mereka menemukan dia sehat secara fisik dan mental.
Penampakan Ketujuh Belas – Rabu, 7 April 1858:
Bernadette tidak pernah gagal membawa lilin yang menyala ke Gua sejak pertama kali dia diperintahkan untuk melakukannya oleh Nyonya Cantik. Selama penampakan ini, dia tanpa sadar meletakkan salah satu tangannya di atas nyala lilin. Orang-orang menyaksikan api membakar melalui jari-jarinya. Bernadette bahkan tidak mendengar teriakan ngeri yang muncul dari kerumunan. Dia terus berdoa setidaknya selama lima belas menit sementara nyala api membakar tangannya. Dia muncul dengan tenang dari doa tanpa cedera. Kemudian Dr. Dozous mengambil lilin lain dan, tanpa peringatan, menyentuhkan nyala api itu ke tangannya. Bernadette segera berteriak kesakitan. Tak lama setelah penampakan ini, Prefek mengambil tindakan sendiri dan memerintahkan Grotto ditutup, dan altar pedesaan dibongkar.
Penampakan Kedelapan Belas – Jumat, 16 Juli 1858:
Bernadette tampak lega bahwa dia menjadi kurang dari figur publik. Beberapa bulan telah berlalu, dan setelah menerima komuni pada pesta Bunda Maria dari Gunung Karmel, Bernadette merasakan dorongan yang tak tertahankan untuk kembali ke Gua. Karena barikade masih terpasang, dia dan bibinya tidak bisa sedekat mungkin dengan tempat suci yang mereka inginkan, jadi mereka berlutut di rerumputan, dan Nyonya Cantik muncul untuk terakhir kalinya.
Bernardette setelah penampakan
Bernadette bergabung dengan ordo Suster-Suster Cinta Kasih. Sepanjang hidupnya dia tetap sakit-sakitan, tetapi dengan sabar menjalankan tugasnya sebagai rumah sakit dan sakristan. Dia meninggal secara suci pada 16 April 1879. Dia berusia 34 tahun. Bernadette dimakamkan di halaman biara di Nevers, Prancis. Tubuhnya digali tiga puluh tahun kemudian pada tanggal 22 September 1909, di hadapan dua dokter, beberapa pejabat yang ditunjuk, dan biarawati dari biara setempat. Ketika peti mati Bernadette dibuka, tidak ada bau, dan tubuhnya sama sekali tidak tersentuh oleh hukum alam.
Penggalian kedua dilakukan pada tanggal 3 April 1919. Jenazah yang saat itu dinyatakan Yang Mulia ditemukan dalam kondisi yang sama seperti sepuluh tahun sebelumnya, kecuali wajahnya sedikit berubah warna, karena pencucian yang dialaminya selama penggalian pertama. . Seorang pekerja dalam lilin dipercayakan dengan tugas melapisi wajah Orang Suci yang telah meninggal empat puluh tahun. Relik suci (tubuh Bernadette) ditempatkan di peti mati emas dan kaca dan dapat dilihat sampai hari ini di Kapel Saint Bernadette di rumah induk di Nevers, Prancis.
Kuil dan tempat ajaib
Hari ini, di sekitar gua, sebuah basilika tiga tingkat neo-Bizantium dibangun. Bawah tanah adalah basilika lain, yang menampung 7.000 orang dan memiliki jalan untuk kursi roda. Pemandian, titik fokus sebenarnya dari kuil, adalah bilik kecil yang penuh dengan air sedingin es dari mata air, di mana orang sakit, beberapa sakit parah, membenamkan diri dengan harapan disembuhkan. Dua rumah sakit, yang merawat tetapi tidak merawat orang sakit, merupakan bagian dari kompleks tersebut.
Dari 3 juta orang yang datang ke Lourdes setiap tahun, 500.000 adalah orang sakit yang berharap disembuhkan secara ajaib. Data terakhir dari Biro Medis Lourdes, 66 kasus secara resmi diakui sebagai keajaiban, dari tahun 1858 hingga saat ini; dari kasus pertama yang terjadi beberapa hari setelah penampakan pertama di Massabielle, hingga kasus terakhir, yang berkaitan dengan Tuan Jean-Pierre Bély, yang diakui pada tahun 1999, dibandingkan dengan jumlah keseluruhan 7000 pemulihan yang diklaim.
Klaim keajaiban harus melalui studi salah satu kelompok dokter yang paling ketat. Faktanya, Komite Medis Nasional Lourdes didirikan pada tahun 1947, yang dibentuk oleh para spesialis universitas, dengan tujuan untuk melakukan kontrol yang lebih ketat dan independen untuk lebih menjamin keaslian mukjizat yang mungkin terjadi. Komite ini menjadi Internasional (LIMC) pada tahun 1954, sehingga memperoleh otoritas yang lebih besar dan dimensi universal.
Saat ini, Komite Medis Internasional Lourdes (LIMC,) yang berbasis di Paris, terdiri dari 25 anggota, termasuk dokter yang terkenal secara internasional, profesor universitas dan praktisi medis yang berpengalaman dan berkualitas, dari berbagai negara di seluruh dunia.
Harus ada bukti medis bahwa orang yang sakit itu memang sakit sejak awal, bahwa gejalanya hilang dalam beberapa jam, dan penyembuhannya berlangsung selama beberapa tahun. Pasien diperiksa di tempat oleh biro medis, yang mengirimkan kesimpulannya ke LIMC.
Jika komisi menganggap penyembuhan itu otentik, laporan itu diteruskan ke komisi kanonik di keuskupan dari mana orang yang disembuhkan itu berasal, dan uskup membuat pengumuman tentangnya. Baru kemudian pemulihan secara resmi dinyatakan sebagai keajaiban.
Bernadette dilahirkan di kincir de Boly, pada tanggal 7 Januari 1844 sebagai anak pertama dari François Soubirous (lahir pada tanggal 7 Juli 1807, meninggal pada tanggal 4 Maret 1871) dan Louise Casterot (lahir tanggal 28 September 1825, meninggal tanggal 8 December 1866, tepatnya 5 bulan dan 4 hari sesudah keberangkatan Bernadette ke Nevers pada tanggal 4 Juli 1866.
Nama lengkap yang sebenarnya adalah Marie Bernarde Soubirous. Waktu mencatatkan didaftar paroki, Pastor membuat kesalahan dengan mencatat nama Bernadette dengan terbalik yaitu Bernarde Marie.
Keluarga Soubirous ini sebenarnya mempunyai 9 orang anak, tetapi 4 diantara mereka meninggal akibat sakit dan kemiskinan. Hanya lima anak yang akhirnya masih hidup: Bernadette, Toinette, Jean-Marie (Johannes Maria), Justin (Justinus), Pierre (Petrus).
Pekerjaan ayah Bernadette semasa bujangan adalah sebagai tukang giling kincir di Latoure, sedangkan keluarga Casterot sendiri tinggal di kinciran Boly, dimana ayah Louise yang sebetulnya menguasai perusahaan tsb, dan meninggal dengan tiba-tiba pada tahun 1841. Dengan adanya pernikahan antara François dengan Louise, berarti bahwa penggilingan gandum itu mempunyai pengganti pimpinan perusahaan laki-laki, sesuatu hal yang umum sekali di waktu itu, sehingga dengan demikian penggilingan itu akirnya dapat berjalan lagi.
Jika ada orang-orang yang membutuhkan gandum untuk membuat roti demi memenuhi kehidupan harian mereka, tetapi tidak mampu membayarnya, seringkali gandum itu diberikan dengan cuma-cuma atau dengan harga pokok. Meskipun keluarga ini sendiri bukan orang yang mampu tetapi masih berjiwa sosial dan pada hakekatnya masih bersedia memberikan “semua” yang dimilikinya, seperti kisah janda yang miskin di dalam Injil Lukas 21: 01-04.
Oleh karena terlalu sosialnya, usahanya itu akirnya bangkrut. Ayah Bernadette kemudian bekerja sebagai kuli penggilingan harian untuk dapat memberi makan pada keluarganya. Untuk sedikit menggambarkan betapa beratnya kehidupan di Lourdes yang terletak di pegunungan Pyrennée ini, ingin saya berikan memberikan uraian kehidupan diwaktu itu. Jika seorang mempunyai kuda, dia mempunyai pendapatan yang lebih tinggi daripada jika dia bekerja, karena dia dapat menyewakan kuda itu dan seharinya menerima uang sekitar FF 1,55, sedangkan seorang kuli hanya menerima upahan FF 1,20. Mengapa? Karena kuda lebih kuat dan daya produksi lebih besar dari seorang kuli yang di pegunungan biasanya sangat kurus-kurus karena begitu miskinnya, di samping itu orang lebih mudah sakit. Karena tidak dapat membayar sewa rumah yang waktu itu kira-kira FF (French Franc) 250 setahunnya itu sehingga keluarga Soubirous harus meninggalkan penggilingan itu pada tahun 1854.
Saat itu mereka mempunyai 5 orang anak dan Bernadette adalah anak yang tertua dan sering sakit (astma), bahkan pada tahun 1855 terkena penyakit kolera. Keadaan keluarga itu begitu miskinnya, dan pendapatan ayahnya tidak selalu dapat mencukupi kehidupan harian keluarganya, apalagi untuk membiayai ongkos-ongkos sekolah Bernadette, bahkan sampai dia pernah dipenjara, karena difitnah dan dituduh mencuri gandum dari perusahaan roti Maison grosse.
Rumah ini didiami oleh kel. Soubirous dengan 4 orang anaknya. Dari sini dapat anda lihat betapa miskinnya kehidupan kel. Soubirous pada saat itu. Sesudah gua, Cachot ini merupakan monument yang sangat penting dan mengharukan sekali di Lourdes.
Baru pada tahun 1858 ketika menerima komuni pertama, untuk pertama kalinya didalam usia 14 th, dia memperoleh kesempatan untuk bersekolah di sekelohan susteran.
Meskipun keadaan kesehatannya yang jelek sekali, dia sangat cerdik, ramah serta ringan tangan, selalu bersedia untuk membantu siapa sajapun yang membutuhkan pertolongannya. Salah satu sifat jelek Bernadette sendiri adalah terkadang sangat keras kepala, seperti juga ibunya.
Maison Paternelle, yang artinya “rumah orang tua” atau Moulin de Lacade” yang berarti “Kincir Lacade” di Rue de Bernadette 4, semula adalah milik walikota Lourdes Mr.Lacade, yang disewa oleh pastor Peyramale untuk menolong orang tua Bernadette dari Cachot, dan pada tanggal 20 Augustus 1867 dibeli oleh Mgr Laurence, uskup dari Tarbe yang juga Lourdes termasuk wilayahnya, dan disumbangkan pada fam Soubirous. Sejak itu mereka mendiami kembali rumah ini yang dikenal dengen nama Maison Paternelle.
Bernadette sendiri dilahirkan dilahirkan di Moulin de Boly, yang hampir berdampingan dengan Maison Patternelle terletak di rue Bernadette 14, salah satu dari grup kincir di samping sungai Lapaca, yang sangat deras arusnya, milik dari Anna de Candebotte yang didapat sebagai emas kawin dari Dr David Boly, dokter Inggris. Rumah ini disewakan kepada Augustin Casterot, ayah dari Louis Casterot, jadi kakeknya Bernadette.
Suatu hari, pada tanggal 11 Februari 1858, suatu peristiwa yang luar biasa terjadi. Ketika ia bersama adiknya dan seorang temannya sedang mencari kayu bakar di sebuah gua (grotto) yang disebut Massabielle (Batu Besar), di tepi sungai Gave dekat kota Lourdes. Dia sendirian di dekat gua sementara dua gadis lainnya beristirahat mengumpulkan kayu. Bernadetta mendengar sesuatu yang aneh:
“Suatu hari saya dan dua gadis lain pergi ke pinggir sungai Gave. Tiba-tiba saya mendengar bunyi gemerisik. Saya mengarahkan pandangan ke arah padang yang terletak di sisi sungai, tetapi pepohonan di sana tampak tenang dan suara itu jelas bukan datang dari sana. Kemudian saya mendongak dan memandang ke arah gua di mana saya melihat seorang wanita mengenakan gaun putih yang indah dengan ikat pinggang berwarna terang. Di atas masing-masing kakinya ada bunga mawar berwarna kuning pucat, sama seperti warna biji-biji rosarionya.
Saya menggosok-gosok mata saya, kemudian saya tergerak untuk memasukkan tangan saya ke dalam lipatan baju saya di mana tersimpan rosario. Saya ingin membuat tanda salib, tetapi tidak bisa, tangan saya lemas dan jatuh kembali. Kemudian wanita itu membuat tanda salib. Setelah usaha yang kedua saya berhasil membuat tanda salib meskipun tangan saya gemetar. Kemudian saya mulai berdoa rosario sementara wanita itu menggerakkan manik-manik di antara jari-jarinya tanpa menggerakkan bibirnya sama sekali. Setelah saya selesai mendaraskan Salam Maria, wanita itu tiba-tiba menghilang.
Saya bertanya kepada kedua gadis yang lain apakah mereka melihat sesuatu, tetapi mereka mengatakan tidak. Tentu saja mereka ingin tahu apa yang telah terjadi. Saya katakan kepada mereka bahwa saya melihat seorang wanita mengenakan gaun putih yang indah, namun saya tidak tahu siapa dia. Saya minta mereka untuk tidak menceritakan hal itu kepada siapa pun. Mereka mengatakan saya bodoh karena memikirkan yang bukan-bukan.”
Bernadette meminta kepada kedua gadis lainnya untuk menjaga rahasia, tetapi ternyata adiknya mengatakannya kepada ibu mereka. Ibunya memarahinya dan berkata kepadanya agar menghilangkan ilusi tolol dari kepalanya. Tetapi Bernadette meyakini dalam hatinya bahwa kejadian-kejadian itu nyata.
Tiga hari kemudian tiga gadis itu kembali ke gua, sambil membawa air suci untuk menguji batinnya. Wanita itu menampakkan diri sekali lagi tetapi hanya Bernadetta yang dapat melihatnya. Ketika Bernadetta menuang air suci ke tanah, wanita itu hanya tersenyum. Sekarang Bernadetta yakin bahwa ini bukan tipuan iblis.
Sekarang seluruh desa sadar apa yang terjadi di Massabielle. Ketika Bernadette kembali ke gua bersama dengan orang-orang kota untuk ketiga kalinya pada tanggal 18 Februari, wanita itu menampakkan diri lagi dengan permintaan
Dalam penampakan ini, wanita itu berkata secara khusus kepada Bernadetta bahwa
Sekitar 100 orang desa mengikuti Bernadette ke gua, beberapa saksi menyatakan bahwa mereka merasakan suasana berserah hati selama penampakan kepada Bernadette. Mereka melihat wajah Bernadette diliputi dengan ekspresi hormat dan tunduk. Walaupun sudah sangat santer beredar kabar bahwa adalah Bunda Maria sendiri yang memperlihatkan diri, Bernadette menyatakan bahwa ia sudah menanyakan siapakah wanita itu, tetapi wanita itu hanya tersenyum mendengar pertanyaannya.
Walaupun sudah ada 100 orang yang menyertainya selama Bernadette menerima penglihatan dari sosok wanita yang konon adalah Bunda Maria, banyak juga orang lain dari Lourdes yang menunjukkan sikap kritis dan meragukannya. Orang-orang tua dan polisi beberapa kali membawa Bernadette untuk ditanyai, ia juga menjalani pemeriksaan kejiwaan. Ia juga ditekan agar tidak kembali ke gua. Walaupun dalam tekanan, Bernadette tetap sabar dan dengan kepolosan tanpa melebih-lebihkan tetap memberikan keterangan yang sama.
Seorang dokter menyertai Bernadette dalam perjalanan berikutnya dan menyimpulkan bahwa dia tidak menemukan apa-apa yang abnormal dalam diri Bernadette selama mengalami ekstase. Itu terjadi pada tanggal 21 Februari, penampakan keenam kepada Bernadette, ketika perempuan itu berkata kepada Bernadette:
Sejumlah besar orang sekarang mengikuti Bernadette ke gua Masabielle, para pejabat pemerintah gelisah bahwa orang akan terluka atau jatuh di sekeliling lubang gua. Maka Prokur Kerajaan, M. Dutour, berkata kepada Bernadette agar dia tidak turun lagi ke gua. Tetapi Bernadette menolaknya sebab dia berjanji kepada perempuan itu untuk kembali. Terkejut atas kebulatan tekad Bernadette, Prokur berkata dia akan memikirkannya. Komisaris polisi, Dominique Jacomet, berharap Bernadette menghentikan apa yang dianggap sebagai tebakan. Bagaima-manapun, berdasarkan interogasi komisaris tidak menemukan inkon-sistensi dari kisah Bernadette, maka dia hanya mengancam Bernadette dengan hukuman penjara jika dia kembali ke gua.
Ayah Bernadette datang ke kantor polisi mengajak Bernadette pulang ke rumah, dan komisaris memperingatkan dengan keras kepada mereka berdua agar tidak kembali ke gua. Perintah polisi itu ditentang, dalam perjalanan pulang ke rumahnya Bernadette berbalik dan kembali ke gua. Dibayang-bayangi oleh polisi dan orang banyak yang mengikutinya, Bernadette tidak menerima penampakan hari itu, tetapi dia harus menanggung ejekan yang menyakitkan hati dari orang-orang yang memfitnah dan yang tidak percaya.
Dua hari kemudian, pada tanggal 23 Februari, Bernadette kembali ke gua dan dianugerahi dengan penampakan Maria lain, yang meminta dengan sangat:
Hari berikutnya Maria berkata kepada Bernadette:
Bingung karena tidak ada sumber air di Gua Massabielle, Bernadette mulai menggali tanah dengan rasa takut, menimbulkan tertawaan dan cemoohan dari orang banyak yang berpikir dia mulai gila. Tetapi tercenganglah orang banyak itu, kelembaban mulai merembes dari tanah yang telah digalinya, dan Bernadette mengambil air, meminumnya, dan mengotori mukanya dengan lumpur. Orang banyak menertawakannya dan menganggap ia hanya berbohong. Tetapi beberapa hari aliran air yang kecil itu mengeluarkan lebih banyak air yang jernih dan berubah menjadi mata air.
Penduduk setempat mulai mengikuti Bernadette untuk minum dan mandi dari sumber air yang kini jernih tidak berlumpur itu.
Pada penampakan yang ketigabelas pada tanggal 2 Maret Bernadette diperintahkan untuk
Wanita itu berkata kepada Bernadette bahwa
tetapi Abas Peyramale berkata dengan sangat kasar kepada Bernadette bahwa dia tidak biasa menerima perintah dari penampakan-penampakan aneh, dan bahwa jika perempuan itu menginginkan kapel dan prosesi-prosesi di gua pertama-tama dia harus mengidentifikasikan dirinya.
Pada penampakan yang keempat belas pada tanggal 3 Maret, Bernadette menanyakan nama sang wanita tersebut, tetapi menurut Bernadette, wanita itu hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum, tidak memberikan jawaban apapun.
Keesokan harinya, pada 4 Maret, Bernadette diikuti 9 ribu orang kembali ke gua. Untuk kedua kalinya Bernadette menanyakan nama wanita itu. Tetapi menurut Bernadette, kembali wanita itu hanya tersenyum. Ketika Bernadette menceritakannya kepada Abas Peyramale, Abas hanya tersenyum mendengarnya, dan meyakinkan Bernadette bahwa wanita itu menertawakannya dan Abas menyuruh Bernadette untuk tidak kembali ke gua itu. Tapi Bernadette walaupun sempat merasa bimbang, merasa bahwa ia harus tetap pergi.
Tiga minggu kemudian barulah Bernadette kembali ke gua pada tanggal 25 Maret, Hari Raya Kabar Sukacita Maria dan penampakan ke-16 kepada Bernadette. Bernadette berkata bahwa setelah tiga kali pertanyaannya dijawab dengan senyum, setelah Bernadette bertanya untuk keempat kalinya, wanita itu tidak tersenyum. ”Dengan lengannya ke bawah, wanita itu mengangkat tatapannya ke surga, dan kemudian dengan mengatupkan tangannya ke dada, ia berkata kepada Bernadette dalam bahasa Occitan:
Bernadette, gadis sederhana dengan sedikit pendidikan, tentu saja tidak tahu arti “Dikandung Tanpa Dosa”, tetapi segera menyampaikan pesan itu kepada Abas Peyramale. Mendengar kata-kata Bernadette, hati Abas terpana. Abas bertanya sekali lagi, apakah Bernadette yakin dengan ucapannya. Bernadette berkata bahwa ia yakin, dan ia mengatakan bahwa ia mengulang-ulangi kata-kata wanita itu agar ia tidak lupa.
Empat tahun sebelumnya yaitu tanggal 8 Desember 1854 Paus Pius IX dalam ensikliknya Ineffabilis Deus mengeluarkan dogma bahwa Bunda Maria dikandung tanpa dosa. Sudah sejak semula umat beriman secara tradisi percaya bahwa Bunda Maria sungguh-sungguh mulia dan tanpa dosa karena mengandung Tuhan sendiri. Tetapi ungkapan teologis ’Yang Dikandung Tanpa Dosa/Immaculata Conceptio’ tidak banyak dikenal umat selain para tertahbis yang mendalami teologi dan filsafat. Ketika ungkapan ini keluar dari mulut Bernadetta, yang bahkan buta huruf, Abas Peyramale baru diyakinkan bahwa wanita itu adalah sungguh-sungguh Perawan Maria Yang Terberkati dan bahwa dia datang meneguhkan dogma Immaculata Conceptio. Sebuah tempat suci segera dibangun di Gua Massabielle, dan sumber airnya segera terkenal karena daya penyembuhannya. Pada tanggal 18 Januari 1862, Uskup Lawrence, Uskup Tarbes, keuskupan yang membawahi Lourdes, mengeluarkan surat yang mengakui penampakan-penampakan di Lourdes sebagai penghargaan iman:
”Kami meyakinkan bahwa Penampakan ini supranatural dan berasal dari Allah…”
Bernadette menerima penampakan Maria yang ke-18 dan itu adalah penampakan Bunda Maria yang terakhir kalinya bagi Bernadette pada tanggal 16 Juli 1858, pada Pesta Perawan Maria dari Gunung Karmel. Bernadette tidak pernah mencari nama tenar dan popularitas, dalam banyak hal ia berharap dapat hidup dengan tenang karena peristiwa penampakan Bunda Maria dan keajaiban-keajaiban yang terjadi menarik perhatian banyak orang di seluruh Perancis dan wilayah sekitarnya. Dalam beberapa tahun setelahnya ia senantiasa dengan sabar menghadapi banyak orang-orang yang ingin menemuinya: orang-orang yang berharap kesembuhan hanya dengan menemuinya, orang-orang yang meragukannya, orang-orang yang tidak percaya dan menentang, orang-orang penasaran yang ingin mendengar langsung darinya. Banyak orang yang menceritakan betapa Bernadette selalu sangat sabar, murah hati dan toleran kepada banyak pengunjung yang muncul begitu saja ingin menemuinya. Bahkan banyak orang yang ragu dan menolak penampakan Bunda Maria terkesan terhadap Bernadette yang tetap rendah hati, jujur dan lugas.
Walaupun dengan sabar ia menemui tamu-tamunya, Bernadette semakin tertarik dengan ide memasuki biara untuk dapat hidup tenang. Awalnya ia tertarik memasuki biara Karmel, tapi kondisi kesehatannya tidak memungkinkannya mengikuti rutinitas biara Karmelit yang berat. Akhirnya ia memutuskan dan diterima dalam biara para Suster Charitas di Nevers, Perancis, pada usia 22 tahun. Saat tiba pertama kalinya di biara ia diminta untuk menceritakan lagi penglihatannya di hadapan para suster yang sedang berkumpul, tetapi setelah ia selesai menceritakannya, suster kepala melarang ia dan seluruh suster lain membahas penglihatannya lagi dan hidup senormal mungkin di biara seperti suster lainnya. Ia sangat senang dengan larangan tersebut walaupun suster kepala mengijinkannya sesekali menemui imam-imam senior dan uskup yang melakukan wawancara untuk keperluan Gereja. Ia hidup senormal mungkin di biara dan akhirnya memperoleh kemampuan baca dan tulis. Ia bekerja merawat orang sakit, dan membuat hiasan-hiasan taplak altar dan jubah-jubah. Suster Marie-Bernarde (nama biara Bernadette) sering sakit selama di biara, menderita TBC, sakit tulang, tumor, asma, dan kesehatan yang memburuk secara keseluruhan.
Tapi Suster Marie-Bernarde tidak memohon kesembuhan dari mata air Lourdes lagi saat ia menderita tuberkulosis pada tulang lutut kanannya. Ketika ditanya mengapa ia tidak pergi ke Lourdes untuk memohon kesembuhan, Bernadette mengatakan bahwa kesembuhan dari Lourdes bukanlah untuknya, tetapi untuk mereka yang lebih sakit daripadanya.
Ia menyaksikan perkembangan Lourdes menjadi tempat ziarah ketika dia masih tinggal di Lourdes antara usia 14 s/d 22 tahun tapi sesudah masuk biara ia tidak tahu-menahu lagi dan ia bahkan juga tidak hadir saat pemberkatan Basilika Yang Dikandung Tanpa Dosa pada tahun 1876. Kesehatannya semakin memburuk karena serangan TBC dan ia meninggal pada usia 35 tahun pada tanggal 16 April 1879.
Suster Nathalie Portat yang menjaga Suster Bernadette menceritakan bahwa Bernadette kerap menampakkan ekspresi wajah menahan kesakitan dan meminta rekan-rekannya mendoakan jiwanya. Pada saat terakhirnya, ia menceritakan bahwa Suster Bernadette mendoakan Salam Maria dengan penuh kerendahan hati bagaikan seorang anak perempuan kecil pada ibunya menyatakan dua kali ’Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini” Beberapa saat kemudian Bernadette membuat tanda salib, minum beberapa tetes air dan meninggal dalam kedamaian.
Suster Bernadette meninggal pada tanggal 16 April 1879. Sesudah menerima ijin dari pemerintah setempat, jenazah itu dimakamkan pada tanggal 30 April 1879 dimakamkan di ruangan bawah tanah di kapel St Jozef.
Pada tanggal 22 September 1909 peti mati itu dibongkar, di bawah pengawasan keuskupan Nevers (Mgr. Gauthey) dan jenazah itu diselidiki oleh dua orang ahli bedah yang masing-masing telah disumpah terpisah oleh gereja yaitu Dr. David dan Dr. Jourdan. Kedua ahli bedah ini tidak saling mengenal satu sama lain. Ahli-ahli ini menulis di dalam raport mereka masing-masing bahwa, ketika peti itu dibuka tidak mencium bau busuk, meski jubahnya yang agak lembab, semua masih utuh, tangan lengkap dengan kuku-kukunya, maupun matanya. Hanya setelah beberapa jam berada di luar, jenazah itu menjadi agak hitam, karena bereaksi dengan udara. Walaupun demikian, Rosario dan salib dalam genggamannya berkarat. Mereka membersihkan dan mengenakan pakaian baru sebelum memakamkannya kembali.
Karena adanya Perang Dunia I yang baru berakir pada tahun 1918, maka baru ada kemungkinan untuk kedua kalinya, peti mati itu dibuka lagi pada tanggal 03 April 1919, hal ini dikarenakan oleh persiapan yang harus diambil dalam rencana persiapan pengakuan dan pengangkatan Bernadette sebagai santa, seperti yang telah diijinkan oleh Paus Pius X, pada tanggal 13 Augustus 1913. Di bawah pengawasan Mgr.Chatelus Uskup dari Nevers waktu itu, komisaris dari polisi, wakil-wakil dari kotapraja dan anggauta dari dewan hukum gereja. Ahli-ahli bedah yang diberi perintah untuk menyelidiki jenazah itu adalah Dr Talon dan Dr. Comte. Seperti juga dengan yang pertama, kedua ahli bedah ini tidak saling mengenal satu sama lain.Untuk menjamin kebenaran hasil-hasil penyelidikan bahwa laporan yang mereka buat tidak tergantung satu sama lain atau disepakatkan serta tanpa memungkinkan adanya komplotan, kedua dokter itu diberi kesempatan untuk memberikan hasil penyelidikan mereka sendiri, dengan terpisah. Kedua ahli ini menulis laporan yang garis besarnya sesuai dengan laporan yang telah diberikan oleh kedua dokter yang menyelidiki jenazah Bernadette pada. tahun 1909. Kesimpulan mereka adalah bahwa jenazah itu sama sekali tidak berbau, juga pembesar yang hadlir di situ untuk menyaksikan autentik tidaknya, tidak mencium bau jenazah, meskipun jenazah itu sudah sedikit agak berkeriput seperti mummie dan nampak agak berjamur seperti dilapisi oleh garam, yang tidak lain adalah calcium.
Pukul 17.00 di hari itu juga jenazah itu dimakamkan kembali untuk kedua kalinya di kapel St Jozef dari biara St Gildard di Nevers (baca: Ne- fair).
Pada tanggal 18 Nopember 1923 Paus Pius XI mengakui kebenaran penyelidikan-penyelidikan yang telah dilakukan dua kali sebelumnya, dan untuk ketiga kalinya peti itu dibuka lagi pada tanggal 15 April 1925. Jenazah itu diselidiki oleh kedua ahli bedah yang 4 tahun sebelumnya juga telah menyelidikinya, selain relikwi-relikwi yang harus diambil untuk dikirim ke Rome, Lourdes, untuk persiapan ter- akir sebelum peresmian pengakuan sebagai santa oleh Roma. Ahli-ahli bedah itu membuat laporan bahwa jenazah itu masih dalam keadaan yang bagus sekali, bahkan hatinya masih utuh sepenuhnya, otot-ototnya masih supel dan normal, meskipun sudah 46 th meninggal dan biasanya sudah menjadi debu atau tinggal tengkoraknya, tetapi ternyata tidak demikian keadaannya. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa kejadian ini bukan sesuatu kejadian alamiah, melainkan satu keajaiban, tanpa seorang dokter ataupun seorang ahli dapat memberikan keterangan.
Oleh karena jenazah itu sudah agak hitam karena bereaksi dengan udara, berhubung sudah beberapa kali digali dan dikubur, maka wajah St. Bernadette dibalsam dengan berwarna sesuai dengan warna kulitnya dan akirnya diletakkan digelas kaca. Dewasa ini, tubuhnya tetap diperlihatkan dalam peti kaca di kapel biaranya, St.Gildard, di Nevers, Perancis, sebagai pernyataan bagi Perawan Maria dari Lourdes. Kapelnya menjadi tujuan peziarahan dan tubuhnya tetap utuh hingga hampir 130 tahun setelah kematiannya pada tanggal 16 April 1879.
Bernadette Soubirous dikanonisasi menjadi orang kudus pada tanggal 8 Desember 1933 – Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Dosa. Setiap tahun jutaan orang datang berdoa di tiga basilika Lourdes dan mengunjungi Gua Massabielle mengambil bagian dalam penyembuhan melalui sumber air, yang telah menyembuhkan begitu banyak orang dari penyakit fisik dan rohani.
Ia adalah pelindung bagi orang sakit, keluarga, penggembala dan orang miskin. Sebuah catatan diberikan kepada kanonisasinya bahwa ia menerima sebutan orang kudus bukan sepenuhnya karena ia menerima penampakan Bunda Maria, tetapi terutama karena kesederhanaan dan kekudusan hidupnya sendiri.
Sang Gadis Hanya Tersenyum (3 Maret 1858)
Bernadette bertanya kepada gadis itu siapakah namanya yang sebenarnya namun gadis itu hanya tersenyum. Oleh karenanya, Pastor Peyramale pun tidak memberikan izin untuk pembangunan kapel seperti yang gadis itu inginkan.
Permohonan Sang Gadis (2 Maret 1858)
Esoknya, gadis itu berkata kepada Bernadette, “Pergilah menemui seorang imam agar ia datang dengan sebuah prosesi dan membangun kapel di tempat ini.” Bernadette lalu menyampaikan pesan ini kepada Pastor Peyramale, pastor paroki Lourdes. Akan tetapi, Pastor Peyramale tidak langsung mengabulkan permohonan ini begitu saja. Pastor Peyramale menyuruh Bernadette untuk bertanya siapa nama gadis yang ia lihat dalam penampakan itu. Pastor Peyramale juga meminta bukti lain berupa mukjizat berbunganya rumpun mawar liar di mulut gua Massabieille tersebut meskipun belum musimnya untuk berbunga.
Mukjizat Pertama! (1 Maret 1858)
Terjadi mukjizat! Seorang ibu rumah tangga bernama Catherine Latapie yang tangannya lumpuh akibat kecelakaan menjadi sembuh berkat mata air yang Bernadette gali. Mukjizat ini membuat kisah penampakan dan “mata air Lourdes” ini menjadi semakin terkenal.
“Aku Adalah yang Dikandung Tanpa Noda Dosa” (25 Maret 1858)
Hari itu Hari Raya Kabar Sukacita dan Bernadette pun mendapat kabar gembira. Hari itu ketika Bernadette bertanya siapa nama gadis itu, gadis itu mengatupkan kedua tangannya seperti orang berdoa lalu berkata, “Aku adalah yang dikandung tanpa noda dosa.” (“que soy era immaculada concepciou”). Bernadette pun berlari pulang ke rumah sambil mengulang-ulang kata itu. Ternyata penampakan gadis yang terus ia kunjungi itu adalah Bunda Maria!
Awal Kunjungan Rutin 15 Hari ke Gua (18 Februari 1858)
Bernadette kembali lagi ke gua bersama dua orang wanita. Mereka membawa sebuah lilin yang sudah diberkati serta sebuah pena dan kertas untuk mencatat apa yang terjadi.
Bernadette bertanya siapa sebenarnya gadis itu namun gadis itu hanya tersenyum. Gadis itu justru meminta agar Bernadette mengunjunginya secara rutin selama 15 hari. Gadis itu juga berkata bahwa ia tidak dapat menjanjikan kegembiraan di dunia ini kepada Bernadette namun kegembiraan di akhirat. Bernadette senang sekali mendengarnya dan semakin senang ketika ibunya akhirnya mendukungnya untuk rutin mengunjungi penampakan gadis tersebut.
Bernadette pun rutin mengunjungi penampakan gadis tersebut. Suatu ketika gadis itu memberi tahu Bernadette sebuah doa, ada kalanya meminta orang-orang untuk bertobat, dan pernah juga memberitahu Bernadette sebuah rahasia. Kisah penampakan pun menjadi semakin terkenal.